Kamis, 23 Oktober 2014

Lubang Biopori Minggu Kedua

Nama : Claudya
NIM : 1801390492
Hari / Tanggal Pembuatan : Selasa, 21 Oktober 2014

Pada minggu kedua ini kami telah berhasil membuat empat buah lubang biopori dalam waktu setengah hari. Mau tau rahasianya? :D

Setelah merasakan ketidaknyamanan kami pada minggu pertama kemarin, kami mencari - cari solusi, kira - kira apa yang bisa kami lakukan untuk mempermudah kegiatan ini? Setelah browsing - browsing, sharing - sharing dengan rekan - rekan kami, alhasil kami menemukan sebuah alat yang bisa mempermudah kegiatan kami ini, tak lain tak bukan adalah.... Alat Bor Biopori!


Alat Bor Biopori Model "U"
(http://www.biopori.com/images/bor_lrb.jpg)

Seperti namanya, alat bor biopori ini dirancang khusus untuk membuat lubang biopori. Alat biopori yang kami gunakan ini merupakan alat biopori model "U". Kami tidak membeli alat ini, namun kami meminjamnya dari seorang rekan. Alat berbahan besi ini juga dilengkapi dengan pegangan yang berbentuk seperti stang sepeda (terdapat karet di pegangannya agar tidak licin ketika digunakan) sehingga penggunanya merasa nyaman ketika melubangi tanah.

Kembali ke project kami. Pertama kali menggunakan alat bor biopori ini di lubang kedua kami, kami merasa agak sedikit kesulitan, mungkin karena belum terbiasa. Namun lama - kelamaan kami pun mulai terbiasa untuk menggunakannya, malah merasa nyaman.  

Cara menggunakannya mudah saja, pertama-tama basahi dengan air area tanah yang ingin dibuat lubang, lalu tancapkan alat bor ke tanah yang sudah dibasahi,  setelah itu putar-putar alat bor biopori nya. Setelah tanah yang tersangkut di bor biopori penuh, angkat bor biopori dan sisihkan tanah tersebut. Hal ini dilakukan berulang-ulang kali hingga lubang mencapai kedalaman kurang lebih 75cm. Meskipun terasa lebih mudah, namun penggunaan alat biopori ini tetap menguras tenaga karena kondisi tanah yang padat di permukiman ini. 

Ini adalah salah satu dari empat lubang biopori yang berhasil kami buat minggu ini  :


Membuat empat lubang sekaligus dalam satu hari sangat melelahkan, namun kami puas karena telah berhasil membuat cukup banyak lubang kali ini.

Jumat, 17 Oktober 2014

Lubang Biopori Minggu Pertama

Nama : Claudya
NIM : 1801390492
Hari/Tanggal Pembuatan : Selasa, 14 Oktober 2014


Pada minggu pertama ini, kami datang ke lokasi lubang pembuatan biopori dan telah menghasilkan satu buah lubang biopori. Lokasi yang kami dapatkan terletak di Yayasan Ar-rahman, Jl. Dr. Sitanala, RT 004 RW 13 No. 16, Karang Sari, Neglasari, Komplek Serbaguna, Tangerang.
Lokasi ini cukup sulit di jangkau, karena anggota kelompok kami tidak mengenal sama sekali area ini. Setelah kami berkeliling-keliling berjam-jam, menggunakan GPS, bertanya pada warga sekitar, dll, kami masih belum menemukan lokasi tersebut. Namun berkat bantuan kelompok lain yang telah mengunjungi lokasi tersebut dan bersedia memberikan petunjuk arah menuju lokasi, akhirnya kami bisa mencapainya juga! :D

Saat sampai di lokasi, kami langsung menuju ke kantor dari Yayasan Arrahman. Kami disambut dengan baik oleh kepala Yayasan Arrahman, dan kami meminta izin kepada beliau untuk membuat lubang biopori dengan menyerahkan surat izin. Kami juga dikenai iuran sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk keperluan kebersihan. Setelah mendapat persetujuan, kami langsung melanjutkan proses pembuatan lubang biopori yang pertama.

Sebelumnya kami telah mempersiapkan alat serta bahan yang akan kami gunakan untuk pembuatan biopori ini, yaitu pipa paralon beserta tutupnya (sebelumnya sudah kami lubang-lubangi menggunakan bor), linggis, air, dan dedaunan yang boleh kami kumpulkan dari area sekitar lokasi pembuatan biopori.

Hal pertama yang harus kami lakukan adalah mencari dimana lokasi tepatnya dimana lubang ini akan dibuat, karena lubang biopori tidak boleh di buat di dekat pohon atau di dekat lubang biopori yang lainnya. Akhirnya setelah mencari-cari, kami menemukan sebuah spot yang bisa kami lubangi. Spot ini kami sirami dengan sedikit air hingga agak sedikit lunak, lalu kami korek -korek tanahnya menggunakan linggis, kami sirami lagi, kami korek-korek lagi, kami sirami air lagi secara berulang-ulang hingga membentuk sebuah lubang yang kedalamannya kurang lebih 75cm. 

Setelah itu, pipa paralon yang telah di lubang - lubangi tadi, kami masukkan kedalam lubang tanah tersebut, lalu kami masukkan daun-daun yang kami kumpulkan dari area sekitar spot lubang ini dan terakhir kami tutup pipa tersebut dengan tutup pipa dan sisa-sisa tanah yang berasal dari galian lubang tadi kami rapihkan kembali disekitar lubang biopori (tanpa menutupi lubang). Kami merasa cukup puas dengan lubang biopori pertama ini.
Hari menjelang sore, dan kami memutuskan untuk pulang meskipun kami baru membuat satu buah lubang biopori. 

Kesan dari pembuatan lubang biopori kali ini sangat melelahkan namun juga menyenangkan karena ini merupakan hal yang baru bagi kami.





P.S. 
Mengorek tanah menggunakan linggis bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena :
1. diameter linggis yang kecil dan tidak sebanding dengan diameter lubang yang akan kami buat 
2. pendeknya linggis, hingga kami harus membuat nya dengan posisi berjongkok. (tubuh dalam posisi jongkok dalam waktu lama sangatlah tidak nyaman)
3. keadaan tanah yang padat dan kering
4. kebetulan kelompok kami hanya beranggotakan kaum hawa, jadi kami harus megoreknya berdua-berdua dengan satu buah linggis karena tenaga kami yang terbatas.